Sabtu, 21 November 2009 di 7:12:00 PM |  
Sebuah Pilihan


Aku bersekolah di SMPK Corjesu. Aku pun mempunyai sahabat yang dekat sekali denganku. Mereka adalah Mario, Billy, dan Ega. Mereka adalah sahabatku yang sangat akrab. Hampir setiap hari aku bersama mereka. Ega ini adalah sesosok orang yang sangat lugu namun mempunyai sifat yang sangat kreatif. Billy mempunyai fisik yang gemuk, walau gemuk dia cukup lincah, pintar bermain gitar pula. Sahabatku yang satu ini adalah anak yang paling seru karena dia sangat humoris. Banyak humor yangg selalu keluar ketika kita bersama. Entah itu kenapa aku merasa saat saat itu adalah saat saat yang sangat mengembirakan, dan rasanya aku tak ingin kehilangan mereka semua.
Di hari senin yang cerah kami berkumpul unutk berangakat bersama. Kami agak kesiangan karean kemarin kita belajar bersama di rumah Ega sampai larut malam. Jadi rasa kantuk masih menyelimuti semangat kita. Dengan mata menutup Mario berjalan menyusuri gang rumahnya. Akhirnya kamipun sampai di sekolah dengan tidak penuh semangat. Karena ternyata pelajaran yang kemarin telah aku dan kawanku pelajari tidak teringat sama sekali. Padahal nanti ada ulangan biologi dan kuis sejarah. Sungguh hari itu adalah hari sial bagiku. Entah bagaimana aku bisa menghadapi semua hari ini. Namun aku teringat bahwa pelajaran bilogi dan sejarah pada jam pelajaran terakhir. Akupun lega karena bisa belajar waktu istirahat berlangsung.
Pada istirahat pertama terjadi sebuah kisah, temanku CJ menyatakan cintanya kepada Tamara di depan kantin. Dan banyak anak yang melihat hal itu. Sungguh hal yang sangat mengherankan bagiku. “Ternyata CJ berani juga untuk menembak Tamara.” pikir ku dalam hati. Peristiwa itupun berlangsung cepat.
Istirahat ini aku tidak berkumpul dengan sahabat-sahabatku. Aku terlalu terfokus untuk belajar, karena ternyata bahanya sangat banyak dan sangat rumit. Butuh waktu lama untuk menghafal pelajaran itu. “Wah enak ya bila punya pacar, ada teman untuk mengisi waktu luang.” pikirku dalam hati. Akupun mulai berkayal. Aku terbuai dalam lamunanku, aku berpikir “Apa kau akan seberani CJ? Atau memang aku tidak bisa mempunyai keberanian yang besar.” Memang ada anak yang aku sukai. Ia bernama Melianda. Aku tidak terlalu dekat dengan dia.

Lamunanku pun muali menjamah hal hal lain. Ternyata ketika aku sedang melamun jam istirahat pun telah berakhir. Akupun terkaget dan langsung tebangun dari lamunanku. Akupun segera bergegas dan segera baris bersama teman lainnya.
Pelajaran-pelajaran telah usai kulalui. Ulangan dan kuis telah kukerjakan dengan apa yng telah aku baca tadi. Akupun teringat tentang lamunanku tadi. Aku bertanya tanya dalam hati “Apa ya yang harus ku perbuat agar aku bisa dekat dengan Melianda itu? Apa aku bisa kenal lebih dekat dengan dia?” pertanyaan dalam hatikupun tak terjawab. Aku merasa sangat penasaran. Dengan rasa penasaran yang menyelimuti pikiran ku, aku mulai terlelap di atas kasurku.
Setelah beberapa minggu aku mulai agak jauh dengan sahabat-sahabatku. Aku merasa lebih dekat dengan Melianda. Tiap hari sesekali aku sms Melianda untuk bertanya tentang tugas hari esok. Waktu berkumpulku dengan sahabat-sahabatku mulai berkurang. Aku sekarang mulai agak menutup diri dengan mereka. Entah kenapa aku mulai menjahui mereka. Walau terkadang aku juga berkumpul dengan mereka, namun tidak semenggembirakan seperti dulu. Humor yang keluar terasa biasa saja, rasanya seperti sebuah lelucon yang sudah basi. Mereka merasakan perbedaan sikapku. Mereka mulai bertanya kepadaku, namun aku berhasil meyakinkan mereka.
Waktu berselang dengan cepat. Akupun mulai sangat dekat dengan Melianda. Namun persahabatanku mulai terasa retak, karena sikap-sikapku yang tidak memedulikan sahabat-sahabatku. Akupun juga mempunyai sahabat baru bernama Melita. Ia sangat baik, dia tidak satu sekolah denganku, namun kami sudah akrab karena kata sering ber sms. Kita menjadi saling mengenal satu sama lain walau tidak berkumpul ataupun bertemu secara langsung. Hal ini sungguh sangat membuat aku senang karena aku bisa menambah persahabatan bukannya menambah musuh.
Hari hari berselang dengan cepat. Kebimbanganpun mulai menimpa diriku. Apakah aku harus berkata bahwa aku menyukai melianda atau aku mempertahankan sahabat-sahabatku dan mulai memupuk kembali persahabatan itu. Sebuah bertanyaan itu pun terus terngiang-ngiang dalam pikiranku. Aku mencari solusi dari Melita, karena dia adalah salah satu orang yang bisa membantuku menyelesaikan masalah ini. Dia memberiku solusi agar aku memilih sahabt. Namun aku merasa kurang pas dengan dolusi dari Melita tersebut.

Aku merasa bahwa Melianda tahu bahwa aku menyukai dirinya, sehingga ia mulai menjahui diriku dan menjaga jarak dengan diriku. Aku merasakan ada perbedaan dari Melianda yang dulu dengan yang sekarang, persaanku pun mulai tidak enak. “Apakah ini adalah akibat dari penutupan diriku kepada sahabat-sahabatku?” aku berpikir.
Aku menjalani hari-hariku dengan penuh kebimbangan dan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pikiranku. Biasanya aku dengan sahabat-sahabatku selalu berangkat bersama, berkumpul bersama. Namun sekarang hal iti mulai berubah. Aku berkumpul dengan mereka sangat jarang sekali. Kurasakan kerinduanku akan kegembiraan yang dulu pernah aku peroleh dari berkumpul bersama mereka. Lelucon yang salau ada mewarnai hari-hariku sehingga tidak ada hari yang tidak indah. Namu sekarang tidak ada lelucon yang selalu mewarnai hari-hariku. Sepi rasanya hidup tanpa sahabat yang selalu menemaniku.
Hari-hari berganti begitu cepat, minggupun berganti dengan cepat. Ternya sekarang sudah saatnya naik kelas menuju kelas 9 di SMP ini. Akupun merasa sudah mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan yang menyelimuti pikiranku dan yang membuat aku bimbang. “Mungkin sudah saatnya aku berkata” aku berkata pada diriku sendiri. Namun aku sekarang sedang mengumpulkan keberanianku untuk membuat suatu pilihan yang tidak dapat aku ulang kembali.
Karena ini adalah pilihan yang bisa aku pilih sekali saja. Dan pilihanku menentukan juga jalan hidupku. Aku tidak mau menjadi seorang sahabat yang tidak peduli dengan sahabatnya sendiri. Tanpa adanya sahabat dalam perjalanan hidupku adalah hal yang sangat tidak menyenangkan terasa sepi sekali. Sedangkan seorang pacar dapat aku temukan. Dan mungkin sekarang memang bukan waktunya untuk berpikir mencari sesosok seorang pacar.
Dari pemikiranku tersebut aku mulai mengubah pandanganku terhadap melianda dan mulia mendekati ketiga sahabat lamaku. Pada awalnya memang terasa aneh ketika berkumpul dengan mereka bertiga lagi. Namun keputusanku sudah bulat. Aku tidak pernah berhubungan lagi dengan Melianda sebagai orang yang ku suka namun sekarang aku dengan Melianda sepakat untuk menjadi sahabat saja. Karena persahabatan itu tidak merugikan siapapun. Sekarang sahabatku menjadi bertambah satu orang karena ternyata sahabat lamaku mau menerima Melianda sebagai sahabat mereka juga.
Memang sulit ketika awalnya harus menjelaskan mengapa aku menjauhi mereka . Namun mereka dapat memaafkanku dan menerimaku kembali sebagai sahabatnya. Sungguh sebenarnya lebih enak mempunyai banyak sahabat dari pada hanya mempunyai seorang pacar. Pemikiranku yang dulupun mulai aku ganti dengan pemikiranku yang baru.
Aku akan selalu menjaga persahabatan ini karena lebih sulit mnjaga persahabatan dari pada mencari sahabat. Sama dengan pepatah yang berbunyi ’Mencari gelar itu mudah dalam perlombaan, namun sangatlah sulit untuk mempertahankan gelarnya dalam perlombaan, karena membutuhkan perjuangan.’
Kami pun saling berjanji satu sama lain untuk saling menjaga rasa persahabatan ini, selalu saling percaya, saling membantu dan tidak ada rahasia di antara kami berlima. Kamipun menjadi sahabat yang solid dan ternyata pada kelas 9 ini kami menjadi satu kelas. Sungguh senang rasanya, karena ada sahabat baiku di dalam kelas ini.
Akupun belajar bertanggung jawab dari apa yang telah aku alami. Dan aku juga belajar untuk memilih pilihan yang tepat bagi jalan hidupku sendiri. Akupun mempunyai berkat yang melimpah dari Tuhan yaitu aku bisa mendapatkan sahabat-sabat yang baik dan lebih dari siapapun. “Terimakasih Tuhan.” ucap syukurku ke pada Tuhan di dalam hatiku secara berulang kali.
Diposting oleh Phen"

0 komentar:

Hit-Counts